Filsafat
merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari di dunia. Filsafat adalah ilmu
olah pikir atau dapat dikatakan bahwa filsafat merupakan olah pikir yang refleksif.
Filsafat meniru terminologi dunia yaitu, bahwa kata dunia bisa diletakkan di
depan kata apapun misalnya dunia pendidikan, dunia anak, dunia remaja, dunia
wanita dan lain sebagainya. Begitu juga dengan filsafat, filsafat bisa
diletakkan di depan sembarang kata, contohnya filsafat matematika, filsafat
tanah, filsafat tempe, filsafat Tuhan dan lain-lain.
Filsafat adalah ilmu
yang multimuka atau multifaset. Artinya bahwa
filsafat adalah ilmu yang dekat dengan diri kita namun bisa juga menjadi
jauh, bisa menghibur dan membuat bahagia serta bisa juga menjadi ilmu yang
ringan bahkan bisa menjadi ilmu yang sangat berat. Semua itu bergantung pada
cara pandang seseorang terhadap ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat juga dapat
dikatakan sebagai ilmu yang universal.
Belajar filsafat bisa
juga diartikan sebagai belajar tentang tata cara atau belajar tentang adab.
Belajar filsafat sama halnya ketika kita hendak melaksanakan sholat, kita harus
bersuci terlebih dahulu karena Tuhan Maha Suci. Secara logika pun jelas kalau
kita tidak suci maka ibadah kita tidak akan diterima. Begitu juga dengan
belajar filsafat kita harus suci terlebih dahulu, dalam hal ini suci secara
lahir dan batin. Tujuan orang belajar filsafat yaitu belajar tentang ilmu tata
cara sehingga menjadikan orang tersebut menjadi orang yang beradab yaitu
orang-orang yang memperhatikan tata cara. Sedangkan orang yang tidak
memperhatikan tata cara disebut sebagai orang yang biadab.
Berfilsafat dapat
didefinisikan secara bebas. Misal kegiatan menulis, secara pandangan filsafat
kegiatan menulis ini bukan termasuk kegiatan berfilsafat karena ketika menulis
kita jarang sekali berpikir. Dalam menulis kita menggunakan tangan bukan
menggunakan otak, hal itu jelas sekali bertentangan dengan arti ilmu filsafat
yaitu ilmu olah pikir.
Sama halnya dengan
kegiatan-kegiatan lainnya yang mempunyai adab, maka ketika kita hendak
melakukan kegiatan filsafat ada beberapa adab yang harus dipatuhi, yaitu:
Setinggi-tinggi
ilmu filsafat tidak boleh melebihi ilmu spiritual/keyakinan.
Adab yang pertama ini
adalah adab yang paling utama. Sebelum berfilsafat sebaiknya kita berdoa
terlebih dahulu, memohon ampun dan mohon petunjuk. Dan sesudah berfilsafat
sebaiknya diakhiri dengan bersyukur dan mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kegiatan berfilsafat ini bukan untuk menanyakan keberadaan Tuhan atau untuk
melemahkan keyakinan terhadap Tuhan. Kegiatan berfilsafat dapat diilustrasikan
sebagai berikut, ketika kita berfilsafat 1 langkah maka selanjutnya diimbangi
dengan 10 langkah berdoa, ketika kita
berfilsafat 2 langkah maka selanjutnya diimbangi dengan 20 langkah berdoa
begitu seterusnya.
Untuk bertemu dengan
Tuhan tidak cukup hanya dengan dipikirkan namun harus melewati hati dan
keyakinan. Kalau kita hanya berpikir maka kita tidak akan tahu seluk beluk hati
kita. Seluk beluk hati itu termasuk cinta dan kasih sayang. Cinta bukan hanya
monopoli kaum remaja. Sehebat-hebatnya seseorang menyampaikan cintanya pada
orang yang dicintainya maka sebenarnya dia belum selesai menyampaikan semua rasa
cintanya kepada orang yang dicintainya tersebut.
Filsafat itu
hidup
Cara mempelajari
filsafat adalah dengan menggunakan metode hidup. Metode hidup adalah metode
untuk mempelajari sesuatu dengan cara melihat keluar, catat semua yang ada di
bumi ini dan pelajari semua ciptaan Tuhan. Contohnya, bagaimana Tuhan
menghidupkan tumbuhan, manusia bahkan alam semesta ini.
Dalam hidup ini pasti
ada dua sisi yang berjalan beriringan yaitu ada hidup sehat dan hidup tidak
sehat, ada hidup bahagia dan hidup tidak bahagia. Begitu juga dengan filsafat,
ada filsafat sehat dan ada pula filsafat yang tidak sehat. Sakit, datang
tiba-tiba, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa merupakan contoh hidup yang tidak
sehat. Sedangkan hidup sehat adalah hidup orang beradab. Perhatikan tata cara
agar hidup sehat dan ketika berfilsafatpun juga sehat.
Bahasa yang digunakan
dalam berfilsafat adalah bahasa analog. Bahasa analog adalah bahasa yang lebih
tinggi daripada bahasa kiasan. Objek berfilsafat ada dua yaitu yang ada dan
yang mungkin ada. Yang ada adalah sesuatu yang dapat dilihat,
didengar,dirasakan, dipikirkan atau disentuh dan juga dapat dikatakan sebagai
sesuatu yang sudah diketahui dan yang ada dipikiran. Sedangkan yang mungkin ada
adalah sesuatu yang belum diketahui dalam pikiran.
Membersihkan
diri/berpikiran jernih
Pada adab ketiga ini
sebelum berfilsafat hendaknya kita harus membersihkan dari pikiran-pikiran yang
mengganggu. Agar bisa berpikiran jernih maka badan harus bersih dan sehat.
Kegiatan berfilsafat bukanlah kegiatan aliran sesat.
Ilmu filsafat ini jika
dinaikkan akan menjadi ilmu spiritual yang disertai dengan kitab-kitab. Jika
diturunkan akan menjadi ilmu bidang yang dilengkapi dengan buku-buku pintar dan
jika diturunkan lagi akan menjadi kegiatan yang berisi petunjuk-petunjuk
teknis. Metode berfilsafat atau metode hidup disebut terjemah dan diterjemah.
Hal ini berasal dari kata Hermenetika. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani
yang artinya menterjemahkan dan diterjemahkan yang artinya berinteraksi tapi
reflektif. Maka berfilsafat itu adalah interaksi yang refleksif. Semua yang ada
di dunia ini pasti saling berinteraksi.
Dalam hidup yang sehat
pasti juga ada adab-adabnya. Ciri-ciri hidup sehat adalah tahu aturan. Hidup
yang sehat secara filsafat adalah hidup yang harmoni atau hidup yang seimbang
antara unsur-unsurnya. Harmoni identik dengan bahagia. Jadi jika ingin bahagia maka hiduplah secara seimbang dan
harmoni. Diam adalah kegiatan yang tidak seimbang karena inti dari kehidupan
adalah usaha dan keikhlasan. Keikhlasan menerima di dalam usaha yang mengerti
aturan spiritualnya. Hidup seimbang adalah hidup yang memikirkan urusan dunia
dan akhirat. Yang mampu menghidupkan filsafat pada dirinya adalah diri mereka
sendiri yaitu dengan cara berpikir berfilsafat.
Dimulai dengan
bertanya.
Kegiatan berfilsafat
itu dapat dimulai dengan kekaguman terhadap sesuatu yang kecil, yang sederhana
dan yang terkadang bagi orang lain itu adalah sesuatu yang tidak penting.
Sopan santun
terhadap ruang dan waktu.
Sopan santun terhadap
ruang dan watu dapat pula dikatakan sebagai sopan santun kepada yang ada dan
yang mungkin ada. Sopan santun dalam berfilsafat adalah dengan menyadari
keberadaan filsafat dalam kehidupan.
Penjelasan diatas merupakan ringkasan penjelasan
ketika saya mengikuti perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika. Setelah
menyampaikan materi perkuliahan ini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab
filsafat. Berikut ringkasannya:
Siti Subekti
Pertanyaan : kenapa kupu-kupu yang indah berasal dari ulat yang
menyeramkan?
Jawab : hal tersebut merupakan salah satu
hukum alam. Sebagai manusia kita harus mensyukuri adanya hal tersebut. Hukum
sebab akibat sudah merupakan kodrat dari Tuhan.
Yunia Indri H.
Pertanyaan : apa guna berfilsafat bagi mahasiswa pendidikan matematika?
Jawab : guna berfilsafat sama dengan guna
berpikir, karena ilmu filsafat adalah ilmu olah pikir.
Siti Zainab
Pertanyaan : apa kaitan antara belajar filsafat dan belajar matematika?
Jawab : kaitannya adalah sama-sama berpikir.
Felisitas Sayekti
Pertanyaan : apa hakekat rumput yang bergoyang?
Jawab : rumput yang bergoyang memiliki banyak
arti, misalnya rumput ikut senang ketika aku senang, rumput ikut mendoakan
langkahku, rumput memuji kata-kataku, rumput sediah atas perilakuku.
Fitria Yelni
Pertanyaan : apa hakekat roda yang berputar?
Jawab : hakekat roda yang berputar adalah
bergerak, bergerak itu berubah. Roda yang bergerak menunjukkan perubahan, namun
ada sesuatu yang tetap yaitu pusat, jari-jari dan lingkaran, semua itu tidak
bisa bertukar karena masing-masing telah mendapatkan jatahnya masing-masing.
Jika hidup kita monoton maka hidup kita termasuk hidup yang parsial, dan hidup
parsial adalah sumber ketidakbahagiaan.
Arlian Bety A.
Pertanyaan : apa hakekat kehilangan?
Jawab : hakekat kehilangan adalah terlepasnya
kuasamu terhadap sesuatu yang hilang itu. Semua yang telah terjadi adalah yang
terbaik bagimu, itulah yang namanya takdir.
Dewi Cepsi
Pertanyaan : apa pentingnya berfilsafat?
Jawab : pentingnya berfilsafat sama dengan
pentingnya berpikir.
Rina S.
Pertanyaan : apa filsafat dapat mempengaruhi keyakinan seseorang?
Jawab : sebaiknya dibalik bahwa keyakinan
diri hendaknya mampu mempengaruhi orang dalam berfilsafat. Karena berfilsafat
adalah pribadi. Jika ketika berfilsafat kita merasa risau maka berhentilah
berfilsafat dan berdoalah kepada Tuhan mohon ampun dan mohon petunjuk.
Diakhir refleksi ini mahasiswa diwajibkan melampirkan
pertanyaan filsafat kepada dosen filsafat. Dan pertanyaan saya yaitu:
Apa hakekat dari
bersahabat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar