Laman

Minggu, 14 Oktober 2012

BERKENALAN DENGAN FILSAFAT


Filsafat merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari di dunia. Filsafat adalah ilmu olah pikir atau dapat dikatakan bahwa filsafat merupakan olah pikir yang refleksif. Filsafat meniru terminologi dunia yaitu, bahwa kata dunia bisa diletakkan di depan kata apapun misalnya dunia pendidikan, dunia anak, dunia remaja, dunia wanita dan lain sebagainya. Begitu juga dengan filsafat, filsafat bisa diletakkan di depan sembarang kata, contohnya filsafat matematika, filsafat tanah, filsafat tempe, filsafat Tuhan dan lain-lain.

Filsafat adalah ilmu yang multimuka atau multifaset. Artinya bahwa  filsafat adalah ilmu yang dekat dengan diri kita namun bisa juga menjadi jauh, bisa menghibur dan membuat bahagia serta bisa juga menjadi ilmu yang ringan bahkan bisa menjadi ilmu yang sangat berat. Semua itu bergantung pada cara pandang seseorang terhadap ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang universal.

Belajar filsafat bisa juga diartikan sebagai belajar tentang tata cara atau belajar tentang adab. Belajar filsafat sama halnya ketika kita hendak melaksanakan sholat, kita harus bersuci terlebih dahulu karena Tuhan Maha Suci. Secara logika pun jelas kalau kita tidak suci maka ibadah kita tidak akan diterima. Begitu juga dengan belajar filsafat kita harus suci terlebih dahulu, dalam hal ini suci secara lahir dan batin. Tujuan orang belajar filsafat yaitu belajar tentang ilmu tata cara sehingga menjadikan orang tersebut menjadi orang yang beradab yaitu orang-orang yang memperhatikan tata cara. Sedangkan orang yang tidak memperhatikan tata cara disebut sebagai orang yang biadab.

Berfilsafat dapat didefinisikan secara bebas. Misal kegiatan menulis, secara pandangan filsafat kegiatan menulis ini bukan termasuk kegiatan berfilsafat karena ketika menulis kita jarang sekali berpikir. Dalam menulis kita menggunakan tangan bukan menggunakan otak, hal itu jelas sekali bertentangan dengan arti ilmu filsafat yaitu ilmu olah pikir.

Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang mempunyai adab, maka ketika kita hendak melakukan kegiatan filsafat ada beberapa adab yang harus dipatuhi, yaitu:

Setinggi-tinggi ilmu filsafat tidak boleh melebihi ilmu spiritual/keyakinan.

                Adab yang pertama ini adalah adab yang paling utama. Sebelum berfilsafat sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu, memohon ampun dan mohon petunjuk. Dan sesudah berfilsafat sebaiknya diakhiri dengan bersyukur dan mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan berfilsafat ini bukan untuk menanyakan keberadaan Tuhan atau untuk melemahkan keyakinan terhadap Tuhan. Kegiatan berfilsafat dapat diilustrasikan sebagai berikut, ketika kita berfilsafat 1 langkah maka selanjutnya diimbangi dengan 10 langkah berdoa,  ketika kita berfilsafat 2 langkah maka selanjutnya diimbangi dengan 20 langkah berdoa begitu seterusnya.
               Untuk bertemu dengan Tuhan tidak cukup hanya dengan dipikirkan namun harus melewati hati dan keyakinan. Kalau kita hanya berpikir maka kita tidak akan tahu seluk beluk hati kita. Seluk beluk hati itu termasuk cinta dan kasih sayang. Cinta bukan hanya monopoli kaum remaja. Sehebat-hebatnya seseorang menyampaikan cintanya pada orang yang dicintainya maka sebenarnya dia belum selesai menyampaikan semua rasa cintanya kepada orang yang dicintainya tersebut.

Filsafat itu hidup
              Cara mempelajari filsafat adalah dengan menggunakan metode hidup. Metode hidup adalah metode untuk mempelajari sesuatu dengan cara melihat keluar, catat semua yang ada di bumi ini dan pelajari semua ciptaan Tuhan. Contohnya, bagaimana Tuhan menghidupkan tumbuhan, manusia bahkan alam semesta ini.
           Dalam hidup ini pasti ada dua sisi yang berjalan beriringan yaitu ada hidup sehat dan hidup tidak sehat, ada hidup bahagia dan hidup tidak bahagia. Begitu juga dengan filsafat, ada filsafat sehat dan ada pula filsafat yang tidak sehat. Sakit, datang tiba-tiba, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa merupakan contoh hidup yang tidak sehat. Sedangkan hidup sehat adalah hidup orang beradab. Perhatikan tata cara agar hidup sehat dan ketika berfilsafatpun juga sehat.
               Bahasa yang digunakan dalam berfilsafat adalah bahasa analog. Bahasa analog adalah bahasa yang lebih tinggi daripada bahasa kiasan. Objek berfilsafat ada dua yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada adalah sesuatu yang dapat dilihat, didengar,dirasakan, dipikirkan atau disentuh dan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sudah diketahui dan yang ada dipikiran. Sedangkan yang mungkin ada adalah sesuatu yang belum diketahui dalam pikiran.

Membersihkan diri/berpikiran jernih
           Pada adab ketiga ini sebelum berfilsafat hendaknya kita harus membersihkan dari pikiran-pikiran yang mengganggu. Agar bisa berpikiran jernih maka badan harus bersih dan sehat. Kegiatan berfilsafat bukanlah kegiatan aliran sesat.
         Ilmu filsafat ini jika dinaikkan akan menjadi ilmu spiritual yang disertai dengan kitab-kitab. Jika diturunkan akan menjadi ilmu bidang yang dilengkapi dengan buku-buku pintar dan jika diturunkan lagi akan menjadi kegiatan yang berisi petunjuk-petunjuk teknis. Metode berfilsafat atau metode hidup disebut terjemah dan diterjemah. Hal ini berasal dari kata Hermenetika. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya menterjemahkan dan diterjemahkan yang artinya berinteraksi tapi reflektif. Maka berfilsafat itu adalah interaksi yang refleksif. Semua yang ada di dunia ini pasti saling berinteraksi.
            Dalam hidup yang sehat pasti juga ada adab-adabnya. Ciri-ciri hidup sehat adalah tahu aturan. Hidup yang sehat secara filsafat adalah hidup yang harmoni atau hidup yang seimbang antara unsur-unsurnya. Harmoni identik dengan bahagia. Jadi jika ingin  bahagia maka hiduplah secara seimbang dan harmoni. Diam adalah kegiatan yang tidak seimbang karena inti dari kehidupan adalah usaha dan keikhlasan. Keikhlasan menerima di dalam usaha yang mengerti aturan spiritualnya. Hidup seimbang adalah hidup yang memikirkan urusan dunia dan akhirat. Yang mampu menghidupkan filsafat pada dirinya adalah diri mereka sendiri yaitu dengan cara berpikir berfilsafat.


 Dimulai dengan bertanya.
           Kegiatan berfilsafat itu dapat dimulai dengan kekaguman terhadap sesuatu yang kecil, yang sederhana dan yang terkadang bagi orang lain itu adalah sesuatu yang tidak penting.


 Sopan santun terhadap ruang dan waktu.
           Sopan santun terhadap ruang dan watu dapat pula dikatakan sebagai sopan santun kepada yang ada dan yang mungkin ada. Sopan santun dalam berfilsafat adalah dengan menyadari keberadaan filsafat dalam kehidupan. 

Penjelasan diatas merupakan ringkasan penjelasan ketika saya mengikuti perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika. Setelah menyampaikan materi perkuliahan ini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab filsafat. Berikut ringkasannya:

Siti Subekti
Pertanyaan : kenapa kupu-kupu yang indah berasal dari ulat yang menyeramkan?
Jawab          : hal tersebut merupakan salah satu hukum alam. Sebagai manusia kita harus mensyukuri adanya hal tersebut. Hukum sebab akibat sudah merupakan kodrat dari Tuhan.

Yunia Indri H.
Pertanyaan : apa guna berfilsafat bagi mahasiswa pendidikan matematika?
Jawab           : guna berfilsafat sama dengan guna berpikir, karena ilmu filsafat adalah ilmu olah pikir.

Siti Zainab
Pertanyaan : apa kaitan antara belajar filsafat dan belajar matematika?
Jawab           : kaitannya adalah sama-sama berpikir.

Felisitas Sayekti
Pertanyaan : apa hakekat rumput yang bergoyang?
Jawab           : rumput yang bergoyang memiliki banyak arti, misalnya rumput ikut senang ketika aku senang, rumput ikut mendoakan langkahku, rumput memuji kata-kataku, rumput sediah atas perilakuku.

Fitria Yelni
Pertanyaan : apa hakekat roda yang berputar?
Jawab           : hakekat roda yang berputar adalah bergerak, bergerak itu berubah. Roda yang bergerak menunjukkan perubahan, namun ada sesuatu yang tetap yaitu pusat, jari-jari dan lingkaran, semua itu tidak bisa bertukar karena masing-masing telah mendapatkan jatahnya masing-masing. Jika hidup kita monoton maka hidup kita termasuk hidup yang parsial, dan hidup parsial adalah sumber ketidakbahagiaan.

Arlian Bety A.
Pertanyaan : apa hakekat kehilangan?
Jawab           : hakekat kehilangan adalah terlepasnya kuasamu terhadap sesuatu yang hilang itu. Semua yang telah terjadi adalah yang terbaik bagimu, itulah yang namanya takdir.

Dewi Cepsi
Pertanyaan : apa pentingnya berfilsafat?
Jawab           : pentingnya berfilsafat sama dengan pentingnya berpikir.

Rina S.
Pertanyaan : apa filsafat dapat mempengaruhi keyakinan seseorang?
Jawab           : sebaiknya dibalik bahwa keyakinan diri hendaknya mampu mempengaruhi orang dalam berfilsafat. Karena berfilsafat adalah pribadi. Jika ketika berfilsafat kita merasa risau maka berhentilah berfilsafat dan berdoalah kepada Tuhan mohon ampun dan mohon petunjuk.

Diakhir refleksi ini mahasiswa diwajibkan melampirkan pertanyaan filsafat kepada dosen filsafat. Dan pertanyaan saya yaitu:
Apa hakekat dari bersahabat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar