Laman

Senin, 15 Oktober 2012

ALIRAN FILSAFAT, TOKOH DAN IDENYA


Oleh:
Arlian Bety Anjaswari
Pendidikan Matematika Subsidi 2009/09301241010


A.    PENDAHULUAN
     Filsafat adalah ilmu olah pikir. Dapat dikatakan pula bahwa  filsafat adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan mendasar (radikal). Kerapkali ilmu filsafat dipandang sebagai ilmu yang abstrak dan berada di awang-awang (tidak mendarat) saja, padahal ilmu filsafat itu dekat dan berada dalam kehidupan kita sehari-hari. Filsafat bersifat tidak konkrit (atau lebih bisa dikatakan tidak tunggal), karena menggunakan metode berpikir sebagai cara pergulatannya dengan realitas hidup kita.
     Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Selanjutnya karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan.
     Seperti ilmu-ilmu yang lain, filsafat ini juga mengalami perkembangan. Hal ini seiring dengan perkembangan pemikiran manusia. Dalam perkembangan ini banyak tokoh-tokoh filsafat yang berkontribusi dalam perkembangan filsafat tersebut. Dimana pemikiran-pemikiran para tokoh itu masih dipelajari oleh manusia hingga sekarang ini.

B.     PEMBAHASAN
Dalam perkembangannya, filsafat dibagi kedalam empat jaman yaitu antara lain:
1.      YUNANI KUNO
          Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya Abad Pertengahan Awal. Peradaban ini mencapai puncaknya pada periode Yunani Klasik, yang mulai berkembang pada abad ke-5 sampai ke-4 SM. Peradaban Yunani Kuno juga sangat berpengaruh pada bahasa, politik, sistem pendidikan, filsafat, ilmu, dan seni, mendorong Renaisans di Eropa Barat, dan bangkit kembali pada masa kebangkitan Neo-Klasik pada abad ke-18 dan ke-19 di Eropa dan Amerika.
          Parmenides (540-470 SM) adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea. Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal. Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah. Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi. Ada ratusan baris puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini. Puisi Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut masing-masing berjudul "Jalan Kebenaran" dan "Jalan Pendapat". Bagian prakata dan "Jalan Kebenaran" tersimpan secara lengkap, yakni 111 ayat. Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan", hanya tersimpan sebanyak 42 ayat.
          Socrates (470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu permasalahan melalui satu dialektika. Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian hari. Sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
          Plato (428-348 SM) adalah Filsuf besar Yunani dan ilmuwan spekulatif, yang menegaskan bahwa filsafat atau ilmu merupakan pencarian yang bersifat perekaan (spekulatif) tentang seluruh kebenaran. Plato, dalam hal ini, memandang ilmu sebagai hal yang berhubungan dengan opini atau ajaran (doxa). Ia mengajarkan bahwa geometri merupakan ilmu rasional berdasarkan akal murni, yang berusaha membuktikan pernyataan-pernyataan (proposisi-proposisi) abstrak mengenai ide-ide yang abstrak misalnya; segitiga sempurna, lingkaran sempurna, dan sebagainya.
          Herakleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, Xenophanes, dan Hekataios. Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu. Herakleitos diketahui menulis satu buku, namun telah hilang. Yang tersimpan hingga kini hanya 130 fragmen yang terdiri dari pepatah-pepatah pendek yang seringkali tidak jelas artinya. Pemikiran filsafatnya memang tidak mudah dimengerti sehingga ia dijuluki "si gelap" (dalam bahasa Inggris the obscure).
          Aristoteles (382-322 SM) lebih memahami ilmu sebagai pengetahuan demonstratif, tentang sebab-sebab utama segala hal (causa prima). Ilmu, dalam hal ini, bersifat; teoretis (ilmu tertinggi), praktis (ilmu terapan), dan produktif (ilmu yang bermanfaat), semuanya dalam kesatauan utuh (tidak bersifat ilmu majemuk). Aristoteles mempelajari berbagai ilmu, antara lain; biologi, psikologi, dan politik. Ia juga mengembangkan ilmu tentang penalaran (logika), yang dalam hal ini disebutnya dengan nama Analytika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pada premis yang benar, dan Dialektika, yaitu ilmu penalaran yang berpangkal pikir pada hal-hal yang bersifat tidak pasti (hipotesis). Semua tulisan Aristoteles tentang ilmu tentang penalaran (Logika) itu ditulis dalam 6 (enam) naskah yang masing-masingnya berjudul; Categories, On Interpretation, Prior Analytics, Posterior Analytics, Topics, Sophistical Refitations.
          Jelasnya, perkembangan sejarah ilmu pada abad Yunani Kuno telah berkembang dalam empat bidang keilmuan, yaitu; Filsafat (kosmologi), ilmu biologi, matematika, dan logika dengan ciri perkembangannya masing-masing.

2.      ABAD PERTENGAHAN
          Filsafat pada abad ini dikuasai dengan pemikiran keagamaan (Kristiani). Puncak filsafat Kristiani ini adalah Patristik (Lt. “Patres”/Bapa-bapa Gereja) dan Skolastik  Patristik sendiri dibagi atas Patristik Yunani (atau Patristik Timur) dan Patristik Latin (atau Patristik Barat).  Tokoh-tokoh Patristik Yunani ini anatara lain Clemens dari Alexandria (150-215), Origenes (185-254), Gregorius dari Naziane (330-390), Basilius (330-379). Tokoh-tokoh dari Patristik Latin antara lain Hilarius (315-367), Ambrosius (339-397), Hieronymus (347-420) dan Augustinus (354-430). Ajaran-ajaran dari para Bapa Gereja ini adalah  falsafi-teologis, yang pada intinya ajaran ini ingin memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling dalam dari manusia. Ajaran-ajaran ini banyak pengaruh dari Plotinos. Pada masa ini dapat dikatakan era filsafat yang  berlandaskan akal-budi  “diabdikan” untuk dogma agama.
          Jaman Skolastik (sekitar tahun 1000), pengaruh Plotinus diambil alih oleh Aristoteles. Pemikiran-pemikiran Ariestoteles kembali dikenal dalam karya beberapa filsuf Yahudi maupun Islam, terutama melalui Avicena (Ibn. Sina, 980-1037), Averroes (Ibn. Rushd, 1126-1198) dan Maimonides (1135-1204). Pengaruh Aristoteles demikian besar sehingga ia (Aristoteles) disebut sebagai “Sang Filsuf” sedangkan Averroes yang banyak membahas karya Aristoteles dijuluki sebagai “Sang Komentator”.  Pertemuan pemikiran Aristoteles dengan iman Kristiani menghasilkan filsuf penting sebagian besar dari ordo baru yang lahir pada masa Abad Pertengahan, yaitu, dari ordo Dominikan dan Fransiskan. Filsafatnya disebut “Skolastik” (Lt. “scholasticus”, “guru”), karena pada periode ini filsafat diajarkan dalam sekolah-sekolah biara dan universitas-universitas menurut suatu kurikulum yang baku dan bersifat internasional. Inti ajaran ini bertema pokok bahwa ada hubungan antara iman dengan akal budi. Pada masa ini filsafat mulai ambil jarak dengan agama, dengan melihat sebagai suatu kesetaraan antara satu dengan yang lain (Agama dengan Filsafat) bukan yang satu “mengabdi” terhadap yang lain atau sebaliknya.
          Sampai dengan di penghujung Abad Pertengahan sebagai abad yang kurang kondusif terhadap perkembangan ilmu, dapatlah diingat dengan nasib seorang astronom berkebangsaan Polandia  N. Copernicus yang dihukum kurungan seumur hidup oleh otoritas Gereja, ketika mengemukakan temuannya tentang pusat peredaran benda-benda  angkasa adalah matahari (Heleosentrisme). Teori ini dianggap oleh otoritas Gereja sebagai bertentangan dengan teori  geosentrisme (Bumi sebagai pusat peredaran benda-benda angkasa) yang dikemukakan oleh Ptolomeus semenjak jaman Yunani yang justru telah mendapat “mandat” dari otoritas Gereja. Oleh karena itu dianggap menjatuhkan kewibawaan Gereja.

3.      JAMAN MODERN
          Jembatan antara Abad pertengahan dan Jaman Modern adalah jaman “Renesanse”, periode sekitar 1400-1600. Filsuf-filsuf penting dari jaman ini adalah N. Macchiavelli (1469-1527), Th. Hobbes (1588-1679), Th. More (1478-1535) dan Frc. Bacon (1561-1626). Pembaharuan yang  sangat  bermakna pada jaman ini ((renesanse) adalah “antroposentrisme”nya. Artinya pusat perhatian pemikiran tidak lagi kosmos seperti pada jaman Yunani Kuno, atau Tuhan sebagaimana dalam Abad Pertengahan. Setelah Renesanse mulailah jaman Barok, pada jaman ini tradisi rasionalisme ditumbuh-kembangkan oleh filsuf-filsuf  antara lain; R. Descartes (1596-1650), B.Spinoza (1632-1677) dan G. Leibniz (1646-1710). Para Filsuf tersebut di atas menekankan pentingnya kemungkinan-kemungkinan akal-budi (“ratio”) didalam mengembangkan pengetahuan manusia.
          Pada abad kedelapan belas mulai memasuki perkembangan baru. Setelah reformasi, renesanse dan setelah rasionalisme jaman Barok, pemikiran manusia  mulai dianggap telah “dewasa”. Periode sejarah perkembangan pemikiran filsafat disebut sebagai “Jaman Pencerahan” atau “Fajar Budi” (Ing. “Enlightenment”, Jrm. “Aufklärung”. Filsuf-filsuf pada jaman ini disebut sebagai para “empirikus”, yang ajarannya lebih menekankan bahwa suatu pengetahuan adalah mungkin karena  adanya  pengalaman indrawi manusia (Lt. “empeira”, “pengalaman”). Para empirikus besar Inggris antara lain  J. Locke (1632-1704), G. Berkeley (1684-1753) dan D. Hume (1711-1776). Di Perancis JJ. Rousseau (1712-1778) dan di Jerman Immanuel Kant (1724-1804).
          Secara khusus ingin dikemukakan disini adalah peranan filsuf Jerman Immanuel Kant, yang dapat dianggap sebagai  inspirator dan sekaligus sebagai peletak dasar fondasi ilmu, yakni dengan “mendamaikan” pertentangan epistemologik pengetahuan antara kaum rasionalisme versus kaum empirisme. Immanuel Kant dalam karyanya utamanya yang terkenal terbit tahun 1781 yang berjudul  Kritik der reinen vernunft (Ing. Critique of Pure Reason), memberi arah baru mengenai filsafat pengetahuan.
          Dalam bukunya itu Kant memperkenalkan suatu konsepsi baru tentang pengetahuan. Pada dasarnya dia tidak mengingkari kebenaran pengetahuan yang dikemukakan oleh kaum rasionalisme maupun empirisme, yang salah apabila masing-masing dari  keduanya mengkalim secara ekstrim pendapatnya dan menolak pendapat yang lainnya. Dengan kata lain memang pengetahuan dihimpun setelah melalui (aposteriori) sistem penginderaan (sensory system) manusia, tetapi tanpa pikiran murni (a priori) yang aktif tidaklah mungkin tanpa kategorisasi dan penataan dari rasio manusia. Menurut Kant, empirisme mengandung kelemahan karena anggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki manusia hanya lah rekaman kesan-kesan (impresi) dari pengalamannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan hasil sintesis antara yang apriori (yang sudah ada dalam kesadaran dan pikiran manusia) dengan impresi yang diperoleh dari pengalaman. Bagi Kant yang terpenting bagaimana pikiran manusia mamahami dan menafsirkan apa yang direkam secara empirikal, bukan bagaimana kenyataan itu tampil sebagai benda itu sendiri.

4.      JAMAN MODERN
          Pada abad ketujuh belas dan kedelapan belas perkembangan pemikiran filsafat
pengetahuan memperlihatkan aliran-aliran besar: rasionalisme, empirisme dan idealisme dengan mempertahankan wilayah-wilayah yang luas. Dibandingkan dengan filsafat abad ketujuh belas dan abad kedelapan belas, filsafat abad kesembilan belas dan abad kedua puluh banyak bermunculan aliran-aliran baru dalam filsafat tetapi wilayah pengaruhnya lebih tertentu. Akan tetapi justru menemukan bentuknya (format) yang lebih bebas dari corak spekulasi filsafati dan otonom. Aliran-aliran tersebut antara lain:  positivisme, marxisme, eksistensialisme, pragmatisme, neokantianisme, neo-tomisme dan fenomenologi.
          Berkaitan dengan filosofi penelitian Ilmu Sosial, aliran yang tidak bisa dilewatkan adalah  positivisme yang digagas oleh filsuf A. Comte (1798-1857). Menurut Comte pemikiran manusia dapat dibagi kedalam tiga tahap/fase, yaitu tahap: (1) teologis, (2) Metafisis, dan (3)  Positif-ilmiah. Bagi era manusia dewasa (modern) ini pengetahuan hanya mungkin dengan menerapkan metode-metode positif ilmiah, artinya setiap pemikiran hanya benar secara ilmiah bilamana dapat diuji dan dibuktikan dengan pengukuran-pengukuran yang jelas dan pasti sebagaimana berat, luas dan isi suatu benda. Dengan demikian Comte menolak spekulasi  metafisik, dan oleh karena itu ilmu sosial yang digagas olehnya ketika itu dinamakan  Fisika Sosial sebelum dikenal sekarang sebagai Sosiologi. Bisa dipahami, karena pada masa itu ilmu-ilmu alam sudah lebih mantap dan mapan, sehingga banyak pendekatan dan metode-metode ilmu-ilmu alam yang diambil oleh ilmu-ilmu sosial yang berkembang sesudahnya. Pada periode terkini (kontemporer) setelah aliran-aliran sebagaimana disebut di atas munculah aliran-aliran filsafat, misalnya  : “Strukturalisme” dan “Postmodernisme”. Strukturalisme dengan tokoh-tokohnya misalnya Cl. Lévi-Strauss, J. Lacan dan M. Faoucault. Tokoh-tokoh Postmodernisme antara lain. J. Habermas, J. Derida. Kini oleh para epistemolog (ataupun dari kalangan sosiologi pengetahuan) dalam perkembangannya kemudian, struktur ilmu pengetahuan semakin lebih sistematik dan lebih lengkap (dilengkapi dengan, teori, logika dan metode sain), sebagaimana yang dikemukakan oleh Walter L.Wallace dalam bukunya  The Logic of Science in Sociology. Dari struktur ilmu tersebut tidak lain hendak dikatakan bahwa kegiatan keilmuan/ilmiah itu tidak lain adalah penelitian (search dan research). Demikian pula hal  ada dan keberadaan (ontologi/metafisika) suatu ilmu /sain berkaitan dengan watak dan sifat-sifat dari obyek suatu ilmu /sain dan  kegunaan/manfaat atau implikasi (aksiologi) ilmu /sain juga menjadi bahasan dalam filsafat ilmu. Setidaktidaknya hasil pembahasan kefilsafatan tentang ilmu (Filsafat Ilmu) dapat memberikan  perspektif kritis bagi ilmu /sain dengan mempersoalkan kembali apa itu: pengetahuan, kebenaran, metode ilmiah/keilmuan, pengujian/verifikasi. Dan sebaliknya hasil-hasil terkini dari ilmu /sain dan penerapannya dapat memberikan umpan-balik bagi Filsafat Ilmu sebagai bahan refleksi kritis dalam pokok bahasannya (survey of sciences) sebagaimana yang dikemukakan oleh Whitehead dalam bukunya Science and the Modern World.

C.    KESIMPULAN
     Filsafat adalah hasil pemikiran ahli-ahli filsafat atau filosof-filosof sepanjang zaman diseluruh dunia. Sejarah pemikiran filsafat yang amat panjang dibandingkan dengan sejarah ilmu pengetahuan, telah memperkaya khazanah (perbendaharaan) ilmu filsafat. Sebagai ilmu tersendiri filsafat tidak saja telah menarik minat dan perhatian para pemikir, tetapi bahkan filsafat telah amat banyak mempengaruhi perkembangan keseluruh budaya umat manusia. Filsafat telah mempengaruhi sistem politik, sistem sosial, sistem ideologi semua bangsa-bangsa-bangsa. Juga filsafat mempengaruhi sistem ilmu pengetahuan itu sendiri, yang tersimpul di dalam filsafat ilmu pengetahuan tertentu seperti filsafat huku, filsafat ekonomi, filsafat ilmu kedoteran, filsafat pendidikan dan sebagainya. Akhirnya yang pokok dari semua yiatu, filsfat telah mempengaruhi sikap hidup, cara berpikir, kepercayaan atau ideologinya. Filsafat telah mewarisi subyek atau pribadi sedemikian kuat, sehingga tiap orang menjadi penganut suatu faham filsafat baik sadar maupun tidak, langsung ataupun tidak langsung.

     Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Sedang objek materinya ialah semua yang ada yang bagi manusia perlu dipertanyakan hakikatnya. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.


DAFTAR PUSTAKA


Minggu, 14 Oktober 2012

BERKENALAN DENGAN FILSAFAT


Filsafat merupakan salah satu cabang ilmu yang dipelajari di dunia. Filsafat adalah ilmu olah pikir atau dapat dikatakan bahwa filsafat merupakan olah pikir yang refleksif. Filsafat meniru terminologi dunia yaitu, bahwa kata dunia bisa diletakkan di depan kata apapun misalnya dunia pendidikan, dunia anak, dunia remaja, dunia wanita dan lain sebagainya. Begitu juga dengan filsafat, filsafat bisa diletakkan di depan sembarang kata, contohnya filsafat matematika, filsafat tanah, filsafat tempe, filsafat Tuhan dan lain-lain.

Filsafat adalah ilmu yang multimuka atau multifaset. Artinya bahwa  filsafat adalah ilmu yang dekat dengan diri kita namun bisa juga menjadi jauh, bisa menghibur dan membuat bahagia serta bisa juga menjadi ilmu yang ringan bahkan bisa menjadi ilmu yang sangat berat. Semua itu bergantung pada cara pandang seseorang terhadap ilmu filsafat itu sendiri. Filsafat juga dapat dikatakan sebagai ilmu yang universal.

Belajar filsafat bisa juga diartikan sebagai belajar tentang tata cara atau belajar tentang adab. Belajar filsafat sama halnya ketika kita hendak melaksanakan sholat, kita harus bersuci terlebih dahulu karena Tuhan Maha Suci. Secara logika pun jelas kalau kita tidak suci maka ibadah kita tidak akan diterima. Begitu juga dengan belajar filsafat kita harus suci terlebih dahulu, dalam hal ini suci secara lahir dan batin. Tujuan orang belajar filsafat yaitu belajar tentang ilmu tata cara sehingga menjadikan orang tersebut menjadi orang yang beradab yaitu orang-orang yang memperhatikan tata cara. Sedangkan orang yang tidak memperhatikan tata cara disebut sebagai orang yang biadab.

Berfilsafat dapat didefinisikan secara bebas. Misal kegiatan menulis, secara pandangan filsafat kegiatan menulis ini bukan termasuk kegiatan berfilsafat karena ketika menulis kita jarang sekali berpikir. Dalam menulis kita menggunakan tangan bukan menggunakan otak, hal itu jelas sekali bertentangan dengan arti ilmu filsafat yaitu ilmu olah pikir.

Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya yang mempunyai adab, maka ketika kita hendak melakukan kegiatan filsafat ada beberapa adab yang harus dipatuhi, yaitu:

Setinggi-tinggi ilmu filsafat tidak boleh melebihi ilmu spiritual/keyakinan.

                Adab yang pertama ini adalah adab yang paling utama. Sebelum berfilsafat sebaiknya kita berdoa terlebih dahulu, memohon ampun dan mohon petunjuk. Dan sesudah berfilsafat sebaiknya diakhiri dengan bersyukur dan mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kegiatan berfilsafat ini bukan untuk menanyakan keberadaan Tuhan atau untuk melemahkan keyakinan terhadap Tuhan. Kegiatan berfilsafat dapat diilustrasikan sebagai berikut, ketika kita berfilsafat 1 langkah maka selanjutnya diimbangi dengan 10 langkah berdoa,  ketika kita berfilsafat 2 langkah maka selanjutnya diimbangi dengan 20 langkah berdoa begitu seterusnya.
               Untuk bertemu dengan Tuhan tidak cukup hanya dengan dipikirkan namun harus melewati hati dan keyakinan. Kalau kita hanya berpikir maka kita tidak akan tahu seluk beluk hati kita. Seluk beluk hati itu termasuk cinta dan kasih sayang. Cinta bukan hanya monopoli kaum remaja. Sehebat-hebatnya seseorang menyampaikan cintanya pada orang yang dicintainya maka sebenarnya dia belum selesai menyampaikan semua rasa cintanya kepada orang yang dicintainya tersebut.

Filsafat itu hidup
              Cara mempelajari filsafat adalah dengan menggunakan metode hidup. Metode hidup adalah metode untuk mempelajari sesuatu dengan cara melihat keluar, catat semua yang ada di bumi ini dan pelajari semua ciptaan Tuhan. Contohnya, bagaimana Tuhan menghidupkan tumbuhan, manusia bahkan alam semesta ini.
           Dalam hidup ini pasti ada dua sisi yang berjalan beriringan yaitu ada hidup sehat dan hidup tidak sehat, ada hidup bahagia dan hidup tidak bahagia. Begitu juga dengan filsafat, ada filsafat sehat dan ada pula filsafat yang tidak sehat. Sakit, datang tiba-tiba, tergesa-gesa, terpaksa, memaksa merupakan contoh hidup yang tidak sehat. Sedangkan hidup sehat adalah hidup orang beradab. Perhatikan tata cara agar hidup sehat dan ketika berfilsafatpun juga sehat.
               Bahasa yang digunakan dalam berfilsafat adalah bahasa analog. Bahasa analog adalah bahasa yang lebih tinggi daripada bahasa kiasan. Objek berfilsafat ada dua yaitu yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada adalah sesuatu yang dapat dilihat, didengar,dirasakan, dipikirkan atau disentuh dan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu yang sudah diketahui dan yang ada dipikiran. Sedangkan yang mungkin ada adalah sesuatu yang belum diketahui dalam pikiran.

Membersihkan diri/berpikiran jernih
           Pada adab ketiga ini sebelum berfilsafat hendaknya kita harus membersihkan dari pikiran-pikiran yang mengganggu. Agar bisa berpikiran jernih maka badan harus bersih dan sehat. Kegiatan berfilsafat bukanlah kegiatan aliran sesat.
         Ilmu filsafat ini jika dinaikkan akan menjadi ilmu spiritual yang disertai dengan kitab-kitab. Jika diturunkan akan menjadi ilmu bidang yang dilengkapi dengan buku-buku pintar dan jika diturunkan lagi akan menjadi kegiatan yang berisi petunjuk-petunjuk teknis. Metode berfilsafat atau metode hidup disebut terjemah dan diterjemah. Hal ini berasal dari kata Hermenetika. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yang artinya menterjemahkan dan diterjemahkan yang artinya berinteraksi tapi reflektif. Maka berfilsafat itu adalah interaksi yang refleksif. Semua yang ada di dunia ini pasti saling berinteraksi.
            Dalam hidup yang sehat pasti juga ada adab-adabnya. Ciri-ciri hidup sehat adalah tahu aturan. Hidup yang sehat secara filsafat adalah hidup yang harmoni atau hidup yang seimbang antara unsur-unsurnya. Harmoni identik dengan bahagia. Jadi jika ingin  bahagia maka hiduplah secara seimbang dan harmoni. Diam adalah kegiatan yang tidak seimbang karena inti dari kehidupan adalah usaha dan keikhlasan. Keikhlasan menerima di dalam usaha yang mengerti aturan spiritualnya. Hidup seimbang adalah hidup yang memikirkan urusan dunia dan akhirat. Yang mampu menghidupkan filsafat pada dirinya adalah diri mereka sendiri yaitu dengan cara berpikir berfilsafat.


 Dimulai dengan bertanya.
           Kegiatan berfilsafat itu dapat dimulai dengan kekaguman terhadap sesuatu yang kecil, yang sederhana dan yang terkadang bagi orang lain itu adalah sesuatu yang tidak penting.


 Sopan santun terhadap ruang dan waktu.
           Sopan santun terhadap ruang dan watu dapat pula dikatakan sebagai sopan santun kepada yang ada dan yang mungkin ada. Sopan santun dalam berfilsafat adalah dengan menyadari keberadaan filsafat dalam kehidupan. 

Penjelasan diatas merupakan ringkasan penjelasan ketika saya mengikuti perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika. Setelah menyampaikan materi perkuliahan ini kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab filsafat. Berikut ringkasannya:

Siti Subekti
Pertanyaan : kenapa kupu-kupu yang indah berasal dari ulat yang menyeramkan?
Jawab          : hal tersebut merupakan salah satu hukum alam. Sebagai manusia kita harus mensyukuri adanya hal tersebut. Hukum sebab akibat sudah merupakan kodrat dari Tuhan.

Yunia Indri H.
Pertanyaan : apa guna berfilsafat bagi mahasiswa pendidikan matematika?
Jawab           : guna berfilsafat sama dengan guna berpikir, karena ilmu filsafat adalah ilmu olah pikir.

Siti Zainab
Pertanyaan : apa kaitan antara belajar filsafat dan belajar matematika?
Jawab           : kaitannya adalah sama-sama berpikir.

Felisitas Sayekti
Pertanyaan : apa hakekat rumput yang bergoyang?
Jawab           : rumput yang bergoyang memiliki banyak arti, misalnya rumput ikut senang ketika aku senang, rumput ikut mendoakan langkahku, rumput memuji kata-kataku, rumput sediah atas perilakuku.

Fitria Yelni
Pertanyaan : apa hakekat roda yang berputar?
Jawab           : hakekat roda yang berputar adalah bergerak, bergerak itu berubah. Roda yang bergerak menunjukkan perubahan, namun ada sesuatu yang tetap yaitu pusat, jari-jari dan lingkaran, semua itu tidak bisa bertukar karena masing-masing telah mendapatkan jatahnya masing-masing. Jika hidup kita monoton maka hidup kita termasuk hidup yang parsial, dan hidup parsial adalah sumber ketidakbahagiaan.

Arlian Bety A.
Pertanyaan : apa hakekat kehilangan?
Jawab           : hakekat kehilangan adalah terlepasnya kuasamu terhadap sesuatu yang hilang itu. Semua yang telah terjadi adalah yang terbaik bagimu, itulah yang namanya takdir.

Dewi Cepsi
Pertanyaan : apa pentingnya berfilsafat?
Jawab           : pentingnya berfilsafat sama dengan pentingnya berpikir.

Rina S.
Pertanyaan : apa filsafat dapat mempengaruhi keyakinan seseorang?
Jawab           : sebaiknya dibalik bahwa keyakinan diri hendaknya mampu mempengaruhi orang dalam berfilsafat. Karena berfilsafat adalah pribadi. Jika ketika berfilsafat kita merasa risau maka berhentilah berfilsafat dan berdoalah kepada Tuhan mohon ampun dan mohon petunjuk.

Diakhir refleksi ini mahasiswa diwajibkan melampirkan pertanyaan filsafat kepada dosen filsafat. Dan pertanyaan saya yaitu:
Apa hakekat dari bersahabat?

Kamis, 12 Januari 2012

Developing ICT for Primary and Secondary Mathematics Teacher Professional Development: The Use of Video in Lesson Study

To be presented at: SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Jum’at, 24 Nopember 2006 Pukul 08.00-17.00 Ruang Sidang FMIPA UNY

By : Dr. Marsigit
Reviewed by : Arlian Bety Anjaswari / 09301241010 ( arlianbety.blogspot.com )

VTR (Video Tape Recorder) untuk pendidikan guru dan gerakan reformasi di Pendidikan Matematika, khusus untuk mengembangkan studi pelajaran yang memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : ringkasan singkat pelajaran dengan penekanan pada masalah utama dalam pelajaran, komponen pelajaran dan peristiwa utama dalam kelas dan memungkinkan masalah untuk diskusi dan refleksi dengan guru mengamati pelajaran (Isoda, M., 2006). Menurut dia, Lesson Study dibagi menjadi tiga bagian yaitu perencanaan pelajaran, bagian observasi dan bagian diskusi dan refleksi. Dewan Nasional Guru Matematika dalam Prinsip dan Standar Matematika Sekolah (NCTM 2000) mengidentifikasi teknologi sebagai pedoman untuk mengajar dan belajar matematika dan panggilan bagi guru untuk menggunakan teknologi untuk mendukung lingkungan yang kuat belajar. Fokus saat ini pada pengembangan profesi guru dan kebutuhan untuk mendukung konten kuat matematika memberikan dasar untuk menggunakan teknologi untuk membuat sambungan untuk mendukung pendidik guru. Sifat ini masalah poin untuk pengembangan profesional terus bersama dengan dukungan yang tepat sebagai solusi. Penggunaan teknologi yang tepat dapat membantu pendidik matematika di memperdalam pemahaman isi matematika dan pengiriman, pengembangan pelajaran, dan kolaborasi. Inisiatif ini langsung dampak siswa dan matematika mereka pengalaman. (Wilkerson, T.L. dan Rogers, W.D., 2003)

Bahkan jika itu tidak mungkin untuk menentukan strategi tunggal untuk mempromosikan mengajar yang baik matematika, belajar dari VTR, ada beberapa indikasi umum dapat diuraikan:
  1. Ini perlu mempromosikan kerjasama di antara para guru, para peneliti di pendidikan teknologi dan dalam mata pelajaran disiplin, administrator, pelatih, orang tua, dll
  2. Ini perlu untuk meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan dan dalam penciptaan lingkungan belajar yang baru untuk bekerja sama.
  3. Ini perlu mempromosikan koleksi, dokumentasi, dan difusi praktik yang baik contoh. Ada minat meningkat dalam aspek-aspek terkait tidak hanya untuk desain perangkat lunak, tetapi juga untuk definisi cara penggunaan cocok untuk mengeksploitasi perangkat lunak fitur untuk mencapai mengajar dan kegiatan belajar yang bermakna.
  4. Ini perlu mempromosikan studi model untuk penyebaran yang efektif dari sukses proyek percontohan yang dibutuhkan untuk memastikan para guru menyadari potensi didukung teknologi pembelajaran.
  5. Ini perlu mempromosikan perubahan kurikuler, menggeser fokus dari pengetahuan sebagai set konten untuk pengetahuan sebagai integrasi proses dan keterampilan. Perubahan konteks global karena dampak ICT adalah mendefinisikan kembali jenis keaksaraan dan keterampilan yang dibutuhkan.
  6. Ini perlu mempromosikan beberapa tindakan dari pemerintah untuk membangun ITC jaringan pendidikan mis pelatihan berdasarkan perencanaan dan refleksi kelas praktek dan praktek baru yang potensial, termasuk refleksi dari peran mereka sebagai guru dan peran peserta didik.
  7. Ini perlu untuk mendorong guru untuk mengembangkan penggunaan ITC / VTR dalam mereka pengembangan profesional.

Jumat, 06 Januari 2012

How to Promote International Level of Schooling if I were Head of local Government of Educational Affair

Increasing number of pioneering international school or a school of national standards are vying to become the international school, then the rivalry will be more tighter. Therefore we need coaching which is followed in the assessment phase to the schools, so that later the school can be a quality international school and become an example for other schools. Coaching and assessment of the schools conducted by the relevant stakeholders on the Department of Education. One of the important positions in coaching and assessment is the Head of Local Government of Educational Affairs.

If I were Head of Local Government of Educational Affairs, I will encourage and support international schools that are competent for growing. But before I need to know in advance the potential of these schools so that expected results will not disappoint the various sides. And of course I will facilitate everything needed by the school is to always develop themselves, but must also remain the situation and conditions. In addition I will also provide direction, guidance and input to the school. And do not forget to monitor the activities conducted by the school.

Meanwhile, to promote the International Level of Schooling if I were Head of Local Government of Educational Affair I will do various kinds of activities, namely for the school environment, I will motivate the schools are still the national standard schools, pioneering schools or international standard that is still a regular school to imitate the first school that has become an international school. For the environmental community, I will inform you about the international school through billboards, pamphlets or through socialization that the school has become an international school and the public should not hesitate to send their children to school. Or for example I go to an area for official purposes, I also will promote that in my home area has a good international school and of course different from other international schools.