Presented at The DSME Seminar of Mathematics Education Department of Mathematics and Science Education Faculty of Education, University of Melbourne May 28, 2004
By: Dr.Marsigit M.A. (http://powermathematics.blogspot.com)
Reviewed by: Arlian Bety Anjaswari (Mathematics Education Reguler 2009 at http://arlianbety.blogspot.com)
Saat ini studi tentang matematika dan ilmu pengetahuan di Indonesia telah mengindikasikan
bahwa prestasi anak-anak dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan rendah, seperti yang ditunjukkan dari nilai EBTANAS dari tahun ke tahun baik di SD dan SMP. Penguasaan anak-anak di bidang matematika pada konsep dan keterampilan proses masih rendah. Hal ini mungkin sebagai hasil dari kurangnya kegiatan laboratorium, guru kurang memiliki penguasaan ilmu keterampilan pendekatan proses, kurikulum pada matematika dan ilmu pengetahuan terlalu banyak, ketentuan administrasi terlalu banyak memakan waktu bagi guru, kurangnya peralatan dan sumber daya manusia laboratorium. Penelitian juga menunjukkan ketidakcocokan antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi.
bahwa prestasi anak-anak dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan rendah, seperti yang ditunjukkan dari nilai EBTANAS dari tahun ke tahun baik di SD dan SMP. Penguasaan anak-anak di bidang matematika pada konsep dan keterampilan proses masih rendah. Hal ini mungkin sebagai hasil dari kurangnya kegiatan laboratorium, guru kurang memiliki penguasaan ilmu keterampilan pendekatan proses, kurikulum pada matematika dan ilmu pengetahuan terlalu banyak, ketentuan administrasi terlalu banyak memakan waktu bagi guru, kurangnya peralatan dan sumber daya manusia laboratorium. Penelitian juga menunjukkan ketidakcocokan antara tujuan pendidikan, kurikulum, dan sistem evaluasi.
Dalam hal ini guru matematika dan ilmu pengetahuan di sekolah ditemukan bahwa, mereka perlu meningkatkan kualifikasi diri mereka, banyak dari mereka tidak berasal dari bidang matematika dan ilmu pengetahuan, tidak ada sistem evaluasi untuk guru, sehingga sekali menjadi guru, mereka akan menjadi guru sampai pensiun.
Untuk meningkatkan matematika dan ilmu pendidikan di Indonesia dibangun Kerjasama Teknis JICA Proyek Pengembangan Ilmu dan Pengajaran Matematika Pendidikan di Indonesia (IMSTEP) yang telah bekerja sejak 1 Oktober 1998. Kegiatan IMSTEP dilakukan untuk meningkatkan praktek di sekolah. Uji coba didefinisikan dengan kegiatan pengembangan dan mencoba beberapa model mengajar di sekolah. Para dosen dan guru bekerja bersama-sama di sekolah untuk mengembangkan model pengajaran yang dibutuhkan di lapangan. Strategi dasar untuk uji coba adalah mempromosikan paradigma baru matematika dan ilmu pengetahuan pendidikan. Tujuan uji coba adalah untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan di sekolah dengan mencoba beberapa hal yang dikembangkan dalam proyek ini yang langsung berhubungan dengan sekolah. Kegiatan uji coba dilakukan melalui tindakan kelas penelitian kolaborasi antara dosen dan guru.
Guru yang terlibat dalam kegiatan uji coba ini harus berpikir dan mengembangkan cara-cara baru tentang bagaimana membiarkan siswa belajar dan membangun konsep-konsep mereka sendiri. Oleh karena itu, kreativitas mereka meningkat. Guru telah bersabar untuk mulai lebih banyak dari "paradigma guru berpusat" untuk "siswa berpusat paradigma". Hasil kegiatan uji coba ini diharapkan dapat meningkatkan pengajaran matematika dan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar