Laman

Sabtu, 19 Januari 2013

ALIRAN FILSAFAT


           Aliran filsafat tergantung dari obyeknya. Misalnya, jika obyeknya adalah alam maka filsafatnya adalah filsafat alam. Namun pemberian nama filsafat juga bisa diberi nama sesuai dengan nama tokohnya. Misalnya adalah Vegelianism, dia mengatakan bahwa adalah yang ada dan yang mungkin ada mensejarah, maka filsafat sejarah adalah Vegelianism. Tapi ada yang ditentukan dengan sifat, misalnya benda dalam pikir bersifat ideal, maka filsafatnya bernama idealisme. Ideal itu tetap, alirannya bersesuaian dengan permenidesialism. Plato sejalan dengan permenides. Bilangan itu tetap karena berada di dalam pikiran. Bilangan yang ada di luar pikiran itu adalah meliputi yang ada dan yang mungkin ada. Bilangan lima bersifat plural, lima yang hijau, lima yang tebal, lima yang tipis, maka nama filsafatnya adalah realisme, tokohnya adalah Aristoteles.
          Filsafat juga ada yang diberi nama sesuai dengan aktifitasnya, misalnya bertanya. Soctares menemukan filsafatnya dimulai dari bertanya. Nama filsafatnya bernama dialektism. Kalau yang benar satu maka namanya monoisme, monoisme itu adalah Tuhan. Sedangkan kalau yang benar banyak yaitu urusan dunia. Pikiran itu dunia. Hati itu satu. Maka dunia itu bersifat plural, pluralism. Contohnya Jepang, mereka mempunyai banyak Tuhan misalnya Dewa Matahari, Dewa Laut dan sebagainya. Namun jika yang benar itu ada dua, yiatu benar dan salah maka alirannya bernama dualisme. Jika ukuran kebenaran adalah diriku maka bersifat subjektifism, namun jika diriku mengakui pendapat orang lain maka bersifat objektifism.
          Manusia tidak bisa terlepas dari kegiatan menentukan. Maka determine absolute adalah Tuhan. Orang yang suka menentukan sifat namanya determinis, misalnya adalah seorang politikus. Melihat, memikirkan adalah kegiatan determine. Determine sejalan dengan reduksi. Reduksi itu memilih, sedangkan kodrat manusia itu adalah memilih dan terpilih. Reduksi dan determine adalah metode yang sangat ampuh, namun bisa sangat berbahaya dan merugikan. Sangat berbahaya jika determine ini menutupi sifat yang lain, sehingga yang lain tidak berdaya. Duduk sama rendah berarti mencari kebenaran.
          Karena filsafat itu hidup, maka gunakan metode hidup untuk mempelajarinya. Metode hidup adalah bergaul, berinteraksi, membaca terus menerus. Jangan pernah menghafal, namun dalami setiap kalimat yang ada dalam filsafat. Filsafat bersifat transenden, yaitu diluar terbatas. Dewa itu yang ada dan yang mungkin ada terhadap sifat-sifatnya. Belajar filsafat itu adalah mempelajari komunikasinya para dewa. Filsafat itu berdimensi-dimensi sehingga filsafat itu tidak mudah. Misalnya dalam bahasa Jawa kata madang, maem, mangan digunakan oleh orang awam, sedangkan para dewa menggunakan kata dhahar. Orang yang bodoh adalah orang yang tidak tahu tata krama. Maka berfilsafat itu adalah sopan santun terhadap apa yang ada dan yang mungkin ada.
          Matematika itu benar ketika sedang dipikirkan namun ketika ditulis menjadi salah, misalnya 4 tidak sama dengan 4. Ucapan itu terbatas. Filsafat itu kontradiksi, namun kontradiksi dalam matematika dan filsafat itu berbeda. Dalam filsafat jika tidak bertanya dan berpikir maka dianggap tidak ada.
          Filsafat berbahaya ketika tidak ditempatkan pada konteksnya. Berbahaya jika orang berfilsafat itu parsial dan tidak kontekstual, sepenggal-sepenggal dan tidak utuh. Kalau utuh itu maka adil. Filsafat itu relfektif bagi orang dewasa dan mampu memikirkan. Tua belum tentu dewasa pemikirannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar